assalamualikum wrb................
pondok pesantren ini di bangun oleh kh.munif bin kh.abd karim bin kh.thoyyib bin kh.qodli bin khowarizmi yg di tentukan tanah oleh ayah beliau sendiri yaitu kh.abd karim dimana kh.abd karim ini menjadi ulama yang terkenal ke alimanya Beliau sejak kecil berguru pada ayahnya sendiri dan pada usia
sekitar 13 tahun setelah hafal kitab aqidatul-awam dihantarkan oleh ayahnya
untuk Ngaji dan mondok di Pesantren Genthong Pasuruan dibawah asuhan Kyai Abdul
Ghofur kyai sepuh yang seangkatan dengan Kyai Kholil Bangkalan. Disini beliau
belajar ilmu Tajwid, Tauhid dan Fiqih. kemudian ke Bangkalan untuk mondok di
Pesantren Kyai Kholil bin Abdullatif Bangkalan. Setelah selesai dari Bangkalan
dilanjutkan ke Kyai Khozin Panji Sidoharjo. Kemudian mondok di Tebuireng
Jombang menjadi santri awal Hadrotussyaikh KH.Hasyim Asy’ari. Bahkan di Pondok
Tebuireng ini beliau menjadi Badal Kyai Hasyim Asy’ari untuk mengajar santri
lainnya yang pada saat itu masih
belum ada system madrasah.Setelah dari Tebuireng Jombang beliau pergi ke Makkah untuk
menunaikan ibadah Haji serta menuntuk ilmu kepada ‘ulama’ dan auliya’ tanah
Haram Makkah. Diantara guru-gurunya ketika di Makkah ialah:Ø Al
Allamah Mufti Syafi’iyah Makkah Habib Husain bin Muhammad Al Habsyi.
Ø Syaikhul-Islam
Muhammad Said bin Muhammad bin Salim Babshil.
Ø Mufti
Syafi’iyah Makkah Al Faqih Syaikh Umar bin Abibakar Bajunaid.
Ø Al
Hafidh Muhadditsul-Haromain Syaikh Umar Hamdan.
Ø Habib
Muhsin Al Habsyi
Ø Habib
Ali Al Habsyi
Ø Sayyid
Abbas bin Abdul Aziz Al-Maliki
Ø Syaikh
Abubakar bin Muhammad Said Babshil
Ø Syaikh
Mahfudz Termas
Ø Syaikh
Ibrohim Dagestani
Ø Syaikh
Syaiban
Ø Syaikh
Ali Al Maliki
Ø Syaikh
Ahmad bin Muhammad Al-Azab Shohibul-Maulid.
Setelah mendapat 9 tahun mondok di makkah beliau pulang untuk
dijodohkan dengan Gadis pilihan orang tuanya, namun calon istrinya tersebut
meninggal dunia sebelum dikawinkan dengan Abdul Karim, sehingga beliau kembali
lagi ke Makkah selama 3 tahun. Selama di
Makkah Abdul Karim sangat disiplin mendalami ilmu hususnya ilmu tasawwuf
terlebih kitab Ihya’ulumuddin karya Imam Ghozali sehingga mendekati hafal
diluar kepala. Bahkan ketika ada isykal dalam kitab Ihya’ tersebut, maka
didatangi langsung oleh mu’allifnya yaitu Imam Ghozali dan memberi jawaban atas
kesulitan yang diisykalkan, dikarenakan keahliannya dalam kitab ihya’ tersebut
salah-seorang gurunya memberi laqob ABUL-IHYA’ kepada Kyai Abdul Karim.
Seperti Ulama lainnya, beliau juga diperintahkan oleh gurunya
untuk mengajar di Masjidil-Haram Makkah diantaranya beliau mengajar kitab
Tuhfah karya Ibnu Hajar Haitami dan kitab Tafsir Baidlowi yang pengajiannya
diikuti oleh santri dan ulama dari berbagai negeri. Menurut KH.Zainal Abidin
Rembang, beliau mengaji kepada KH.Abdul Karim di Makkah Mukarromah beberapa
kitab, diantaranya kitab Ibnu Aqil, Tafsir Jalalain dan kitab Fathul-Mu’in.Mengenahi kealiman beliau ini, diakui oleh para Ulama dan
Habaib dizamannya. Diantaranya diceritakan bahwa seorang kyai dari Bangil ingil
bertanya dan mengaji kepada KH.Abdul Karim husus masalah perempuan Mutahayyiroh
dalam bab Haidl didalam kitab Fathul Wahhab yang bab tersebut sangat terkenal
akan kesulitannya. Sebelum mengaji, kyai tersebut memberi tahu sebelumnya dan
akan kembali lagi setelah seminggu dengan harapan agar ada kesempatan bagi KH.Abdul
Karim untuk Mutholaah kitab tersebut. Setelah kyai itu datang, ternyata KH.Abdul
Karim baru mencari kitab Fatkhul Wahhab itu dan setelah diketemukan dibersihkannya kitab itu karena banyak
debunya yang memberi pengertian bahwa
beliau tanpa persiapan sebelumnya. Sang kyai itu tidak yakin alias
meragukan KH.Abdul Karim akan bisa menjelaskannya karena tanpa persiapan
trelebih dahulu. Namun setelah dijelaskan dengan gamblang, maka sang kyai
tersebut baru sadar bahwa KH.Abdul Karim bukanlah orang sembarangan tetapi
seorang yang sangat alim allamah luarbiasa. (cerita KH.Saifulloh Jufri). Perjuangan KH.Abdul KarimSetelah 12 tahun berada di Makkah KH.Abdul Karim pulang ke
tanah jawa dan dikawinkan dengan gadis bernama Shofiyah binti H.Abdul Fattah
dari kota Pasuruan. Setelah berumah tangga beliau kemudian menetap di kota
Pasuruan (tahun 1336 H.) dan membuka pengajian kitab fiqih dan tasawwuf di
Kepatihan Pasuruan dan masjid Jami’ (Al-Anwar) Pasuruan yang diikuti oleh
(umum) banyak orang bahkan para kyaipun banyak yang mengaji kepada beliau, Disamping itu beliau juga mendapat tugas
untuk menjadi Imam dan khotib sholat Jum’at di masjid jami’ Pasuruan.Pada saat Habib Alwi bin Segaf Asegaf datang dari Hadramaut
dan belum pandai berbahasa daerah, maka KH.Abdul Karim yang menjadi juru
terjamah disetiap pengajiannya di Pasuruan sehingga secara otomatis KH.Abdul
Karim merasa dan mengakui bahwa Habib Alwi Asegaf adalah gurunya. Setelah beberapa tahun
tinggal di Pasuruan kemudian beliau membangun rumah dan kemudian pondok
pesantren di Kramat sebelah utara Bendungan.KH. Abdul Karim adalah Kyai yang pertama kali membuka
pengajian bersifat umum di Pasuruan, baik pengajian Rutin di masjid-masjid atau
pengajian-pengajian umum lainnya. Beliau menuntun syahadat bagi kebanyakan
masyarakat yang kala itu belum beragama islam bahkan di banyak desa dan
daerah-daerah, beliau dengan telaten mengajari sholat dan mempraktekkannya
diatas panggung terbuka dan disaksikan banyak masyarakat yang betul-betul awam
dalam hal agama. Bahkan dengan modal kekayaannya lantas beliau membangun
masjid-masjid untuk sholat jum’at di banyak tempat di daerah kabupaten
pasuruan, menurut Habib Sholeh bin Abdulloh Al Habsyi berdasar cerita dari
ayahnya bahwa KH.Abdul Karim telah membangun tidak kurang dari 38 buah masjid,
diantaranya Masjid di daerah Tambaan kota Pasuruan, Masjid Buqir, Kebon agung,
Desa Selotambak Kraton, Desa Arjosari Kraton, Desa Sungikulon Pohjentrek dan
lain-lain. bahkan tidak berhenti disitu saja,beliau juga mempersiapkan imam dan
guru ngaji yang memimpin sholat dan mengajar dasar-dasar agama Islam di daerah
kabupaten pasuruan dan sekitarnya.
(sumber Hb.Sholeh dari ayahnya Habib Abdulloh Alhabsyi, KH,Saifulloh Jufri dll).Teman seperjuangan beliau dalam berdakwah menuju Allah dan Rosululloh
ini kebanyakan beliau lakukan bersama-sama dengan Habib Abdulloh bin Sholeh
Alhabsyi Pasuruan yang wafat dan dimakamkan di Pemalang Jawa tengah, sehingga
banyak sekali manakib KH.Abdul Karim yang bersumber dari Habib Sholeh Alhabsyi
putra dari Habib Abdulloh bin Sholeh Alhabsyi tersebut.Ketika KH.Hasyim Asy’ari mendirikan NU, maka KH.Abdul Karim
mendapat tugas langsung untuk mendirikan NU di Pasuruan dengan mengajak
kyai-kyai yang lain yang pada saat itu tidak semua kyai bias menerima NU
husunya mereka yang bukan murid langsung Kyai Hasyim Asy’ari. Dan pada masa
perang kemerdekaan beliau juga ikut menyiapkan dan menggembleng pasukan
Hizbulloh dan Sabilillah kala itu, sehingga beliau beberapa kali ditangkap dan
dipenjarakan oleh Belanda.AHLAQ KH.Abdul KarimDidalam menjalankan hukum agama, untuk pribadinya beliau
selalu mengambil hukum yang berat. Beliau tidak mau pada gambar-gambar atau
foto manusia atau hewan sehingga beliau tidak mau memiliki kitab kamus Munjid
dan Tafsir Thonthowi yang didalamnya dipenuhi oleh gambar-gambar hewan dan
manusia. Beliau juga tidak mau difoto bahkan bila dicuri untuk difoto secara
diam-diam, maka hasil fotonya selalu rusak. Demikian juga mengenai makanan
beliau sangat berhati-hati, bahkan dalam masa hidupnya, beliau tidak pernah
makan di warung, dikarenakan transaksi di warung dilakukan setelah selesai makan
dan minum yang harganya saat makan dan minum masih belum jelas disamping masih
ada alasan lain yang menyebabkan beliau tidak pernah makan di warung.KH.Abdul Karim adalah sosok yang sangat memuliakan guru dan
Ulama hususnya sangat memuliakan Habaib keturunan Rosululloh SAW. Bahkan suatu
ketika beliau mengunjungi ziaroh pada seorang sayyid yang masih muda usianya
(Habib Umar bin Muhammad Segaf), beliau tidak berani mengetok pintu sang sayyid
tersebut, beliau hanya menunggu keluarnya sang empunya rumah sambil duduk diemperan
dalam waktu yang lama. Hal tersebut beliau lakukan karena ta’dzim pada anak
cucu Rosululloh SAW. (cerita Hb,Abubakar Muhdlor dari KH.Ahmad pacarkeling dari
Habib Umar sendiri).Pada saat ada sedikit kekacaun di bangil ( timbulnya aliran
yang anti Habaib) KH.Abdul Karim berpidato di Bangil dengan suara yang lantang
: “siapa saja yang akan memusuhi habaib di bangil ini, maka harus bersedia
untuk “Carok” terlebih dahulu dengan Abdul Karim”.Mengenahi kecintaan kepada ahlul-bait ini beliau sempat
mengatakan pada salah seorang putranya: seumpama kepalaku ini dijadikan
(Bancik) pijakan berjalannya para anak-cucu Rosululloh, maka hal tersebut
sangatlah wajar dan pantas .Tentang kecintaannya pada para sadat ini tidak perlu diragukan
lagi bahkan Habib Ahmad bin Hadi Al-Hamid Pasuruan berkata : KH.Abdul Karim itu
mahabbahnya pada Ahlul Bait 24 karat, anak-anaknya tidak ada apa-apanya, mungkin
hanya 10% dari beliau. Dalam hal kecintaannya pada Habaib ini tidak ada kyai
lain di Pasuruan yang seperti beliau, mulai zaman dahulu dan mungkin hingga
hari Kiyamat, tutur Habib Ahmad bin Hadi Al-Hamid Pasuruan. (cerita pada
KH.Ahmad,KH.As;ad, KH.Munif dan semua keluarga saat ziaroh hari raya ke ndalem
Habib Ahmad).KH.Abdul Karim juga sangat perhatian kepada kedua orang
tua hususnya ibu beliau, dikarenakan
beliau tidak kumpul serumah dengan ibunda beliau, maka setiap sore hari beliau
menyempatkan diri untuk menjenguk dan membawa nasi dan lauknya untuk sang ibu
yang tinggal di Bendungan bersama KH.Abdul Ghofur. Hal tersebut beliau lakukan
setiap hari hingga ibunya wafat.KEGIATAN RUTINKyai Abdul Karim mengajar
para santri di pondok yang dibangunnya di Kramat dan juga mengajar masyarakat
umum melalui pengajian-pengajian rutin yang diadakannya di masjid-masjid di
daerah Pasuruan. Diantaranya di Musholla Kedungdowo, masjid Kraton, Masjid
Kebonagung Pasuruan, Masjid Jami’ Al-Anwar Pasuruan, Musholla Kepatihan
Pasuruan, dan lain-lainnya disamping juga memberikan mau’idzoh kepada
masyarakat luas melalui pengajian-pengajian umum.Disela-sela rutinitas keagamaan tersebut, beliau juga sempat
mencari nafqah untuk keluarga dan untuk perjuangan beliau dengan membawa
cangkul pergi sendiri ke sawah dan atau ke tambak yang sangat luas milik beliau
dari peninggalan ayahnya.
Seperti kebanyakan para kyai dimasa itu, KH.Abdul Karim juga
mengamalkan wirid Thoriqoh dan Thoriqoh yang beliau amalkan adalah Syathoriyah.
Belia mengambil Thoriqoh Syathoriyah dari gurunya yaitu KH. Abbas Abdul Jamil
Cirebon. setiap harinya beliau juga membaca sholawat Dalailul Khoirat dan
Sholawat yang beliau populerkan yaitu Sholawat “Shollolloh ala Muhammad” 1000
kali dan ditambah semampunya bila malam Jum’at tiba, disamping itu beliau juga
membaca aurod-aurod seperti Rotib Haddad, Hizib Nawawi dan sebagainya.MAZIAH KH. ABDUL KARIMKH.Abdul Karim mempunyai ketegasan dan wibawa yang luar biasa
yang sulit ditandingi oleh kyai lain hususnya dalam hal berdakwah bahkan dalam
setiap dakwahnya hampir seluruh hadirin
menyucurkan airmata karena tersentuh oleh materi dakwah beliau. diceritakan
oleh KH.Muhammad Ghautsulloh: suatu ketika beliau berdakwah dengan berpidato
dihadapan masyarakat banyak, namun di seberang sungai ada banyak penjahat yang
sedang bermain judi. Maka KH.Abdul Karim berteriak dengan suara lantang: hai
orang-orang yang berada diseberang sungai sana, barang siapa yang ingin selamat
dunia ahirat, maka harus datang kesini ikut pengajianku sekarang juga…!!! Sepontan
para penjahat itu membubarkandiri dan berlompatan kesungai untuk menyeberang,
berenang dan langsung mengikuti pengajian beliau dalam keadaan basah kuyup berada
dibarisan terdepan.Diwaktu menerima tamu termasuk saat hari raya idul fitri,
semua tamu yang ziaroh kepada beliau dan kebanyakan para kyai-kyai, bisa dipastikan surban mereka basah semua dipenuhi
oleh air mata dikarenakan mendengar nasehat-nasehat beliau yang sangat
menyentuh siapapun yang mendengarnya.KH.Abdul Karim adalah seorang yang dikaruniahi kasyaf oleh
Allah SWT. Sehingga beliau bisa mengetahui terhadap isi hati seseorang. Suatu
ketika KH.Abdul Karim memberi pengajian kitab tasawwuf pada santrinya, saat itu
beliau menjelaskan bab zuhud. Salah seorang santrinya berkata dalam hati: yai
ini gimana …? Kok bicara zuhud, padahal yai ini sawahnya banyak, tambaknya luas
yang kalau panen atau merek ikan di tambak saja butuh berhari-hari, sepontan
KH.Abdul Karim menoleh pada santri itu dan berkata: kalau hartaku ini bukan
dunia conng…! Tapi hartaku ini untuk kepentingan akhirat, untuk bangun pondok,
untuk biaya pendidikan dan perjuangan, Ini namanya Mazro’atul Ahiroh. Maka
santri tersebut menyesal dan ketakukan.(cerita H.ridwan Tidu).Suatu ketika KH.As’ad putra KH.Abdul Karim dipanggil oleh KH.Hamid
bin Abdulloh Pasuruan. Kyai Hamid bertanya : opo ahe kelakuane bapak sampean
iku…..? Kyai As’ad menjawab: sing kulo sumerapi, inggih kados biasanipun,
inggih mucal santri lan mucal dateng tiyang-tiyang katah wonten ing dusun-dusn yai. Wonten nopo yai…?
KH.hamid dawuh: aku mipi Kyai Abdul Karim iku lungguh jejer karo Syaikh Abdul
Kodir Jilani. Iki berarti Kyai Karim iku wali gede. Ujar KH.Abdul Hamid kepada
Kyai As’ad bin Abdul Karim. (cerita mutawatir).
Dalam kesempatan lain Kyai Hamid bin Abdulloh Pasuruan
bercerita bahwa: Kyai Abdul Karim adalah seorang wali Allah yang luarbiasa yang
bisa mengetahui rahasia (sir) auliya’. Kyai Hamid dawuh: Dahulu ketika aku
masih baru kawin dan pindah dari Lasem ke Pasuruan dan belum ada yang kenal
diriku, Kyai Abdul Karim dengan menaiki dokar bersama putranya yaitu Kyai Ahmad
dan Kyai As’ad lewat di jalan, ketika melihat aku dari kejauhan beliau berhenti
dan memanggilku; Hamid ….! Kesini….!! . Aku dengan perasaan takut dan sungkan
pada beliau yang sudah sepuh spontan menghadap. Beliau lantas memperkenalkan
kedua putranya; ini Anakku Ahmad dan As’ad, do’akan keduanya agar jadi orang
yang selamat dunia akhirat…!! Aku tidak mau, karena sungkan, namun Kyai Abdul
Karim memaksaku sehingga aku berdo’a untuk kedua putranya tersebut. Hal ini
menurut Kyai Hamid menunjukkan bahwa Kyai Abdul Karim adalah seseorang yang
mengetahui sirrul wilayah yang ada dalam diri Kyai Hamid yang dikemudian hari
ahirnya dikenal dengan seorang waliyulloh.Kyai Ahmad Lebak Winongan bercerita kepada Kyai Munif Abdul
Karim, bahwa ia pernah bersama Kyai Hamid menghadiri acara khaul seorang kyai
besar di Probolinggo yang dihadiri oleh banyak kaum muslimin, sehingga didalam
hati Kyai Ahmad berujar: wahh, kyai yang di khauli ini pastinya seorang wali besar
luarbiasa!! Spontan Kyai Hamid dawuh: wali yang di khauli ini apabila
dibandingkan dengan Kyai Abdul Karim, maka sangat jauh masih lebih besar maqom
kewaliannya kyai Abdul Karim Kramat….! Suatu ketika KH.Abdul Karim bepergian naik dokar bersama-sama
dengan yang lainnya, namun tiba-tiba dokar yang beliau naiki akan ditubruk oleh
mobil truk tengki, sehingga dengan sepontan truk itu beliau tangkis dengan
tangan beliau hingga truk itu berhenti, dan di truk tersebut sangat jelas ada
bekas telapak tangan beliau saat menghentikan kendaraan tersebut. (cerita
KH.Munif).Keluarga dan Wafat beliauDari perkawinan beliau dengan Nyai Hj.Shofiyah, KH.Abdul Karim
dikaruniai putra-putri:
- KH.M.Thoyyib,
Pengasuh PP.Kramat Kraton Pasuruan
- M.Abdul Fattah wafat
sebelum kawin
- Nyai Hj. Marfu’ah
istri KH.Jufri
- KH.Ahmad, Pendiri
PP.Darul Ulum Pacarkeling Kejayan
- KH.M.As’ad, Pengasuh
PP.Kramat
- M.Thoha wafat masih
kecil
- KH.M.Munif, Pendiri
PP.Darul Karomah Gunung Jati Kramat
- Nyai Hj. Mardliyah
istri KH.Sufyan Kramat
- Asiyatussoffa wafat
kecil.
Setelah mengalami sakit KH.Abdul Karim wafat pada hari Senin
tanggal 12 Dzul-Hijjah 1369 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 25 September
1950 Masehi dan dimakamkan persis di sebelah barat makam ayahandanya di desa
Bendungan kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan Jawa timur. sekarang pondok pesantren dar el gunung jati diasuh oleh putra beliau kh.munif karena kh.munif sudah wafat. yaitu 1.khm.nur salim munif 2.khm.hidayattuloh dan khm.jazuli munif
bisa hub saya ya buatkan website
BalasHapusAlhamdulillah....sukron
BalasHapusMabruk Gus!!
BalasHapusSemoga selalu mendapatkan barokah para masyayikh
BalasHapusياالله قدس الشيخ عبد الكربم دار الكرامه فاسوروان وجمبع اولاده وذرياته ونور ضوارحهم وامطر علينا غيث كرامتهم ونفعنا بعلومهم
BalasHapusAllah hu Akbar
BalasHapusAlhamdulillah semoga dapat Barokah dari Kyai Abdul Karim amin
BalasHapusVint Ceramic Art | TITNIA & TECHNOLOGY
BalasHapusExplore an all new “Vint Ceramic Art” project on TITNIA & https://access777.com/ TECHNOLOGY. Our 바카라사이트 team of sculptors and artists have 바카라 사이트 created new and dental implants